Salah satu di antara pemandangan yang diperlihatkan oleh Allah SWT pada waktu Mikraj Nabi SAW adalah melihat suatu kaum yang kepalanya dipecahkan sendiri dengan batu.. Setiapkali kepalanya hancur, maka kembali lagi seperti semula. Begitulah berulang-ulang kali seterusnya. Melihat peristiwa itu, Rasulullah SAW bertanya kepada Malaikat Jibril, "Siapakah golongan mereka itu, wahai Jibril?" Jibril menjawab, "Mereka itu adalah orang-orang yang enggan melakukan shalat."
Syekh Muhammad Mutawali As-Sya'rawi memberikan penafsiran bahwa yang dimaksud dengan keengganan atau kemalasan seseorang melakukan shalat adalah amaliyah fikriyah, maksudnya adalah ketidakmauan atau kemalasan seseorang untuk melakukan shalat itu karena pikirannya memang tidak mau melaukan shalat. Sebab, dalam menetapkan kewajiban shalat atau kewajiban apapun, Allah SWT telah membuatnya semudah mungkin, sesuai dengan kemampuan manusia. Misalnya, jika tidak mampu shalat dengan berdiri dapat dilakukan dengan duduk, kalau tidak mampu dengan duduk dapat denagn berbaring, dan seterusnya. Jika seseorang sedang berpergian, shalat boleh dikerjakan dengan jamak bahkan dengan diringkas/qasar.
Jadi, kemalasan atau keengganan melakukan shalat itu benar-benar ersumber dari fikirannya yang tidak mau berfikir. Berapa sih lamanya orang shalat, dan berapa pula nila nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya? Pernahkah Allah meminta bayaran dari semua nikmat itu? Sungguh, manusia seperti itu tidak tau malu dan berterimakasih.Karena itu wajarlahmjika dalam pemandangan tersebut kepala orang yang tidak salat dihancurkan sendiri dengan batu terus-menerus tanpa henti-hentinya.
0 comments:
Post a Comment